Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Tegur Masyarakat yang Nekat Berkerumun dan Tak Pakai Masker

By Redaksi Apr 19, 2020

Jawa Tengah, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo geram melihat rendahnya kesadaran masyarakat Kota Semarang terhadap wabah covid-19.

Saat bersepeda keliling Kota Semarang, Minggu (19/4/2020), Ganjar masih melihat warga yang berkerumun, baik di jalanan, warung makan, cafe, hingga perkampungan. Yang membuatnya makin geram karena sebagian besar warga tersebut tidak memakai masker.

Menggunakan pengeras suara yang dia bawa di sepeda, Ganjar mengingatkan warga untuk tidak berkerumun dan menerapkan physical distancing.

Saat bersepeda di Jalan MT Haryono, imbauan Ganjar sempat tak diindahkan warga. Melihat imbauannya tak diindahkan warga, Ganjar lantas memutar arah sepedanya dan kembali menghampiri warga yang nekat berkerumun.

“Mas kok ijeh ngeyel (mas kok masih bandel), tadi saya bilang jaga jarak, sampeyan masih saja bergerombol. Ayo saiki geser (ayo sekarang geser),” tegur Ganjar.

“Njenengan masih muda, tolong jadi contoh yang baik bagi masyarakat. Bantu pemerintah untuk sosialisasi ini. Ini serius lho, jangan anggap sepele,” tegasnya.

Merasa mendapat teguran keras, segerombol anak muda itu lantas bergeser dan memberi jarak satu sama lain.

Peristiwa serupa terjadi daerah Pedurungan Kota Semarang. Saat melintas di depan warung soto, Ganjar mengingatkan para pembeli untuk tidak berkerumun.

Lantaran imbauan tidak diindahkan dan para pembeli pun seakan tak peduli, Ganjar lantas memarkirkan sepedanya dan menghampiri warganya yang sedang sarapan itu.

“Tolong jaga jarak, kalau bisa jangan makan di sini, pesan terus dibawa pulang. Ingat, ini serius. Kota Semarang sudah zona merah, sekarang yang positif covid-19 tertinggi ada di Kota Semarang. Ayo jangan ngeyel,” tegurnya.

Ganjar meminta semua masyarakat menjaga diri dan menyadari bahwa covid-19 tidak bisa diremehkan.

“Saya tidak mau warga saya banyak yang terkena virus ini. Aku pengen wargaku sehat kabeh (saya ingin warga saya semuanya sehat). Tolong saya didengarkan, Semarang ini sudah bahaya,” tandasnya.

Salah satu warga yang sedang berkerumun, Danis (45) mengatakan sebenarnya paham dengan himbauan pemerintah untuk melakukan physical distancing namun kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan itu.

“Sebenarnya tahu tentang jaga jarak, tapi mau bagaimana lagi. Ini tadi mampir sarapan, kebetulan pas ramai dan tempatnya sempit, jadi berdesakan,” kata Danis.

Diakuinya, kesadaran warga Semarang terkait physical distancing dan memakai masker masih kurang. Masih banyak di jalanan orang keluar rumah tanpa masker.

“Memang harus ditindak tegas supaya semua sadar akan pentingnya hal ini,” pungkas Danis. (R/Jb/Rifky)